Rabu, 29 September 2010

Orientasi Teoritis Dalam Dinamika Kelompok

Delapan Orientasi Teoritis dalam dinamika Kelompok :

1. Tujuan Kelompok
2. Latar Belakang Kelompok
3. Partisipasi Kelompok
4. Pola Komunikasi
5. Keterpaduan kelompok dan keanggotaannya
6. Suasana Kelompok
7. Norma-norma kelompok
8. Prosedur Pengambilan keputusan.

Fase-fase Kelompok

1. Fase Pembentukan atau orientasi
Dalam fase ini anggota kelompok menemukan dirinya. Mereka menginginkan keunikan, saling menguji untuk prilaku yang dapat diterima atau tidak. Merupakan waktu untuk pertukaran informasi, untuk menemukan aturan dasar dan untuk mengukur ketepatan.

2. Fase Konflik atau kekacauan
Selama fase ini anggota kelompok menempati posisi, kendali dan pengaruh. Terdapat perebutan kepemimpinan dan meningkatnya kompetisi. Pemimpin menolong anggota melalui fase ini, membantu peranan dan penugasan.

3. Fase Kohesi atau penormalan
Peran dan norma dibuat dengan bergerak kearah consensus dan objektif. Anggota mencapai pemahaman umum tentang sifat sejati dari kesempatan. Mereka akan mendiagnosa akar penyebab dari masalah, penyimpangan dari kinerja yang diharapkan. Moral dan kepercayaan membaik dan yang negative ditekan. Pemimpin membimbing dan mengarahkan sesuai kebutuhan.

4. Fase Bekerja atau berpenampilan
Anggota bekerja dengan penampian penuh, lebih banyak membuka diri dan kesatuan. Mereka menyelesaikan tugas. Pemimpin dapat memberikan intervensi sesuai kebutuhan.

5. Fase Terminasi
Bila tujuan terpenuhi maka kelompok akan berakhir. Pemimpin membimbing anggota untuk meringkas diskusi, mengekspresikan perasaan dan membuat pernyataan tertutup. Terdapat keengganan untuk berhenti.



Tujuan kelompok merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh kelompok. Tujuan perlu memberi arah pada kegiatan dan memberi kerangka bagi pengambilan keputusan yang rasional tentang jenis dan jumlah kegiatan yang harus dilakukan oleh kelompok yang menjadi kriteria pengukur kemajuan.

Tujuan dinamika kelompok :
1.meningkatkan proses interaksi antara anggota kelompok
2.meningkatkan produktivitas anggota kelompok
3.mengembangkan kelompok ke arah yang lebih baik, lebih maju
4.meningkatkan kesejahteraan hidup anggotanya


Sumber :
www.deptan.go.id
http://syehaceh.wordpress.com

Dinamika Kelompok Dalam Kehidupan Sosial

Pengertian dinamika kelompok
Dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang lain yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Drs. Soelaiman Joesoyf (1983) menyebutkan bahwa :
“Dinamika Kelompok berarti suatu kumpulan dari dua atau lebih individu di mana perubahan individu satu dapat mempengaruhi individu lain"

Ciri-ciri dinamika kelompok :
~ Interaksi : saling mempengaruhi (mutual influence)secara fisik maupun verbal,non verbal.
~ Goals : Personal goal, commons goal.
~ Struktur : Pembagian tugas dan peran.
~ Norms : Social norms dan legalistik norms.
~ Grouness : Toleransi,Solidaritas, Konformitas.
~ Entitas

Fungsi Dinamika Kelompok

Dinamika kelompok merupakan kebutuhan bagi setiap individu yang hidup dalam sebuah kelompok. Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain:

1.Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup. (Bagaimanapun manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.)

2.Memudahkan segala pekerjaan.
(Banyak pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan tanpa bantuan orang lain)

3.Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga seleseai lebih cepat, efektif dan efesian.
(pekerjaan besar dibagi-bagi sesuai bagian kelompoknya masing-masing / sesuai keahlian)

4.Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat
(setiap individu bisa memberikan masukan dan berinteraksi dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat)


Sumber :
www.hannanoeryanti.wordpress.com
www.dekrizky.com

Pengertian Kelompok 2

Tujuan-tujuan pembelajaran akan dengan mudah dicapai apabila peserta didik termotivasi. Dalam bukunya Educational Psychology, Stephen N Elliot dkk mendefinisikan motivasi sebagai sebuah keadaan internal yang mendorong kita untuk melakukan tindakan, mendorong kita pada arah tertentu serta membuat kita tetap bertahan melakukan kegiatan tertentu. Beberapa alasan mengapa motivasi berpengaruh sangat besar dalam pembelajaran adalah :

1. Motivasi membangkitkan energi
2. Motivasi mengarahkan seseorang pada tujuan-tujuan tertentu
3. Motivasi mendorong orang untuk memulai kegiatan serta bertahan melakukan aktivitas tersebut. Motivasi dapat menimbulkan minat seseorang terhadap sesuatu, mempelajarinya secara lebih bermakna, dan mempraktikkannya.

Motivasi itu sendiri terbagi dua yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah perilaku yang muncul karena minat dan keingintahuan yang muncul dari dalam diri seseorang. Motivasi ekstrinsik adalah perilaku seseorang yang muncul karena dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar dirinya seperti penghargaan, hukuman, atau tekanan sosial.

Bekerja dalam kelompok dengan target yang terukur dan kompetitif dapat menjadi pendorong semangat siswa dalam menunaikan tugas-tugas belajar mereka. Demikianlah beberapa hal yang dapat menumbuhkan dan menjaga motivasi siswa dalam belajar. Tentu di samping itu masih banyak hal yang dapat memotivasi para siswa. Yang terpenting dari itu semua adalah bagaimana tindak laku dan titah tutur para guru, karyawan, dan pimpinan sekolah terhadap siswa bersifat positif dan membangun kepercayaan diri siswa bukan malah merendahkan kepercayaan diri mereka.

Sumber : www.mediakita.com

Pengertian Kelompok 1

Interaksi
Adanya aktivitas-aktivitas dalam kehidupan sosial menunjukkan bahwa manusia mempunyai naluri untuk hidup bergaul dengan sesamanya (disebut gregariousness). Naluri ini merupakan salah satu yang paling mendasar dalam kebutuhan hidup manusia, disamping kebutuhan akan; afeksi (kebutuhan akan kasih sayang), inklusi (kebutuhan akan kepuasan), dan kontrol (kebutuhan akan pengawasan). Dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup tersebut akan mendorong manusia untuk melakukan interaksi dengan sesamanya, baik untuk mengadakan kerjasama (cooperation) maupun untuk melakukan persaingan (competition).
Jadi interaksi sosial (social interaction) adalah suatu proses berhubungan yang dinamis dan saling pengatuh mempengaruhi antar manusia.

Sementara itu Soerjano Soekamto dalam buku Sosiologi Suatu Pengantar menyatakan bahwa : “Interaksi sosial (yang juga dinamakan proses sosial) merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.”
Interaksi antar manusia dimaksud adalah :
a) interaksi antara individu dengan individu,
b) interaksi antara individu dengan kelompok, dan
c) interaksi antara kelompok dengan kelompok.



Sumber : http://tubiyono.com

Konflik hubungan sosial umat beragama

Di beberapa wilayah, integritas masyarakat masih tertata dengan kokoh. Kerjasama dan toleransi antar agama terjalin dengan baik, didasarkan kepada rasa solidaritas, persaudaraan, kemanusiaan, kekeluargaan dan kebangsaan. Namun hal ini hanya sebagian kecil saja karena pada kenyataannya masih banyak terjadi konflik yang disebabkan berbagai faktor yang kemudian menyebabkan disintegrasi dalam masyarakat.

Banyak konflik yang terjadi di masyarakat Indonesia disebabkan oleh pertikaian karena agama. Contohnya tekanan terhadap kaum minoritas (kelompok agama tertentu yang dianggap sesat, seperti Ahmadiyah) memicu tindakan kekerasan yang bahkan dianggap melanggar Hak Asasi Manusia. Selain itu, tindakan kekerasan juga terjadi beberapa saat yang lalu, yaitu terjadi kasus penusukan jemaat gereja . Kemudian juga terjadi kasus-kasus perusakan tempat ibadah atau demonstrasi menentang didirikannya sebuah rumah ibadah di beberapa tempat di Indonesia, yang mana tempat itu lebih didominasi oleh kelompok agama tertentu sehingga kelompok agama minoritas tidak mendapatkan hak.

Permasalah konflik dan tindakan kekerasan ini kemudian mengarah kepada pertanyaan mengenai kebebasan memeluk agama serta menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan tersebut. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam UUD 1945, pasal 29 Ayat 2, sudah jelas dinyatakan bahwa setiap warga negara memiliki hak yang sama dalam memeluk agama dan akan mendapat perlindungan dari negara.

Pada awal era Reformasi, lahir kebijakan nasional yang menjamin kebebasan beragama di Indonesia. Namun secara perlahan politik hukum kebijakan keagamaan di negeri ini mulai bergeser kepada ketentuan yang secara langsung membatasi kebebasan beragama. Kondisi ini kemudian menyebabkan terulangnya kondisi yang mendorong menguatnya pemanfaatan kebijakan-kebijakan keagamaan pada masa lampau yang secara substansial bertentangan dengan pasal HAM dan konstitusi di Indonesia.

Sumber : www.manshurzikri.wordpress.com

Kedudukan Kelompok dalam Kehidupan Sosial

Sebagian besar kelompok memiliki sejumlah peran sosial yang di definisikan dengan jelas. Misalnya, pimpinan dan pegawai dalam suatu organisasi bisnis memiliki peran yang berbeda, dan diharapkan bertindak dengan cara yang berbeda dalam lingkungan kerjanya.

Pengertian peran dalam kelompok pertama di atas merupakan pengertian yang dikembangkan oleh paham strukturalis di mana lebih berkaitan antara peran-peran sebagai unit kultural yang mengacu kepada hak dan kewajiban yang secara normatif telah dicanangkan oleh sistem budaya. Sedangkan pengertian peran dalam kelompok dua adalah paham interaksionis, karena lebih memperlihatkan konotasi aktif dinamis dari fenomena peran.Seseorang dikatakan menjalankan peran manakala ia menjalankan hak dan kewajiban yang merupakan bagian tidak terpisah dari status yang disandangnya.

Peran sosial karena itu bukanlah semata-mata cara orang berperilaku yang bisa diawasi, tetapi juga menyangkut cara berperilaku yang dipikirkan seharusnya dilakukan orang bersangkutan. Gagasan-gagasan tentang apa yang seharusnya dilakukan orang, tentang perilaku apa yang "pantas" atau "layak", ini dinamakan norma.
Harapan-harapan terpenting yang melingkupi peran sosial bukanlah sekadar pernyataan-pernyataan tentang apa yang sebenarnya terjadi, tentang apa yang akan dilakukan seseorang, di luar kebiasaan, dan seterusnya, tapi norma-norma yang menggarisbawahi segala sesuatu, di mana seseorang yang memiliki status diwajibkan untuk menjalankannya. Jadi, peran-peran itu secara normatif dirumuskan, sedangkan harapan-harapan itu adalah tentang pola perilaku ideal, terhadap mana perilaku yang sebenarnya hanya bisa mendekati.

Sumber : http://one.indoskripsi.com

Selasa, 28 September 2010

A.Psikologi kelompok & Psikologi sosial

PENGERTIAN KELOMPOK
Kelompok adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang berinteraksi dan mereka saling bergantung(interdependent) dalam rangka memenuhi kebutuhan dan tujuan bersama, menyebabkan satu sama lain saling mempengaruhi(Catwright & Zander,1968;Lewin,1948)

Ciri-ciri dasar dari kelompok yaitu:
1.Terdiri paling sedikit dua orang dan bisa bertambah
2.Terdapat interaksi dan komunikasi
3.Komunikasi dan interaksi bersifat timbal-balik.
4.Bersifat jangka panjang atau jangka pendek
5.Minat dan kepentingan bersama merupakan warna utama pembentukan kelompok
6.Kelompok dapat dipahami dari struktur yang ada didalamnya sebagai suatu unit yang utuh.

Kedudukan psikologi kelompok dalam psikologi sosial

^ Manusia adalah salah satu dimensi penting dalam kelompok. Kinerja kelompok sangat tergantung pada kinerja individu yang ada di dalamnya.
Pada dasarnya keanggotaan kelompok dapat mengubah perilaku individu ( Tedeschi & Lindskold, 1976 ), pengaruh kelompok ini dapat membuat anggotanya melakukan hal – hal dalam organisasi yang tidak akan dilakukannya jika mereka sendiri. Keanggotaan kelompok ini dapat juga mempengaruhi perilaku anggotanya bila tidak ada anggota lain disekitarnya. Pengaruh terhadap perilaku ini besar sekali terutama dalam kelompok yang mempunyai rasa kebersamaan yang tinggi. Arah yang ditempuhnya sebagian besar tergantung dari norma – norma yang ada dalam kelompok tersebut ( Jewell, LN; Siegall M, 1990 ).

^ Kelompok juga menjadi bagian penting dari identitas individu,yang mendefinisikan siapakah dirinya.

^ Kelompok membantu menegakkan norma sosial,aturan yang eksplisit atau implisit mengenai perilaku yang dpat diterima.

Contoh :
Di dalam olahraga yaitu seperti perkumpulan para suporter itu akan tetap bisa dikatakan atau berjalan sebagai kelompok selama didalamnya terdapat interkomunikasi maupun interaksi yang memiliki suatu kepentingan yang sama. Contohnya selama dalam benak para suporter tersebut masih memiliki kepentingan yang sama dalam mendukung tim yang sama maka mereka bisa beroperasi sebagai kelompok suporter tim atau klub sepakbola.

Sumber :
*http://imadiklus.com
*http://yuki24.wordpress.com
Buku Social Psychology Sixth Edition,Elliot Aronson.